Kuliah Tanpa Abitur

Jerman emang ideal banget buat jadi negara tujuan kuliah. Selain kuliahnya gratis, sistem perkuliahannya bisa dikatakan seimbang antara teori dengan praktek. Tapi walaupun begitu persyaratan kuliah buat di Jerman itu ketat banget, gak hanya untuk orang asing melainkan untuk orang Jermannya sendiri. Semua orang yang ingin kuliah di Jerman harus memiliki Abitur. Kalau gak punya Abitur, apakah masih bisa kuliah? Studium ohne Abitur?

Orang Jerman jika ingin kuliah di universitas atau Fach Hochschule (FH) harus mengikuti ujian akhir sekolah yang namanya Abitur atau Fachabitur yang merupakan kualifikasi untuk bisa berkuliah di Jerman (Hochschulzugangsberechtigung atau HZB). Terus kenapa orang Indonesia bisa kuliah di Jerman? Apa Indonesia juga punya Abitur? Indonesia gak ada yang namanya Abitur, jadi kalian yang ingin kuliah di Jerman sebelumnya harus mengikuti dulu yang namanya Studienkolleg.

Studienkolleg atau Kollegstufe harus diikuti sebelum bisa mengikuti perkuliahan di Jerman

Banyak yang bilang kalau Studienkolleg adalah penyetaraan untuk orang asing yang ingin kuliah di Jerman. Padahal kenyataannya gak gitu! Orang Jerman yang sekolah di Gymnasium mengikuti Kollegstufe saat kelas 12 atau 13 sebelum Abitur. SMA atau SMK di Indonesia masuk dalam golongan Sekundarstufe II yaitu sekolah lanjutan atas seperti Realschule, Gesamtschule dan Gymnasium.

Seperti yang aku tulis di postingan sebelumnya mengenai sistem sekolah di Jerman, lulusan Hauptschule tidak memiliki Abitur. Mereka yang lulus dari Hauptschule biasanya melanjutkan Ausbildung dan bersekolah di Berufschule. Saat pengajaran di Berufschule telah selesai, mereka akan mengikuti ujian akhir untuk menjadi Fachkraft atau tenaga ahli. Setelah lulus Ausbildung biasanya bisa langsung kerja, ada juga yang ikut Weiterbildung satu tahun atau bahkan kuliah reguler di uni. Kebanyakan sih alasannya ingin kuliah karena passion, tapi ada juga yang kuliah karena gaji. Soalnya lulusan universitas biasanya gajinya lebih besar dibandingkan dengan lulusan Ausbildung.


Gaji lulusan universitas biasanya lebih besar dibanding dengan lulusan Ausbildung.

Tapi gimana caranya lulusan Hauptschule bisa kuliah? Bukannya mereka gak punya Abi atau Fachabi?

Baca juga: Sekolah di Jerman: Dari SD hingga Universitas

Studium ohne Abi

Ternyata lulusan Hauptschule yang sudah mengikuti Ausbildung sampai dengan selesai memiliki kesempatan untuk kuliah di Uni. Beberapa Uni membuka program yang disebut dengan “Studium ohne Abi”, salah satunya ada di kampus aku. Aku sempat nanya sama pihak kampus, karena ada temenku yang nilai ijazah SMAnya jelek tapi ingin kuliah di Jerman. Sedangkan dia udah berusaha untuk daftar ke beberapa universitas, tapi sayangnya selalu dapat penolakan, karena nilai ijazahnya di bawah 60. Pihak kampusku bilang untuk kasus seperti itu bisa aja kuliah dengan ikut program “Studium ohne Abi”.

Kampusku bilang kalau temenku ingin ikut program “Studium ohne Abi” dia sebelumnya harus ikut Ausbildung sampai selesai. Di akhir Ausbildung nilai ujiannya harus minimal 2,5 atau lebih bagus, kalau untuk kedokteran nilainya harus 1,5. Selain itu jurusan yang diambil saat nanti kuliah harus sejalan dengan jurusan yang diambil saat Ausbildung. Belum cukup sampe situ aja, karena setelah Ausbildung dituntut harus ada pengalaman kerja dulu selama 2 tahun. Sedangkan kalau Weiterbildung atau Berufbegleitendes Studium bisa dilakukan langsung setelah selesai Ausbildung tanpa harus ada pengalaman kerja 2 tahun.

Persyaratan Program “Studium ohne Abi” di Uni Trier
Kuliah 4 – 8 Semester

Selain itu jurusan yang dipilih untuk kuliahnya harus sesuai dengan jurusan yang dikerjakan saat Ausbildung. Lama perkuliahannya sama seperti mahasiswa reguler biasa, yaitu 8 semester untuk Bachelor dan 4 semester untuk Master. Karena sambil kerja, kemungkinan untuk selesai tepat waktu kayaknya sulit. Tapi gak apa-apa disini gak akan dropout karena kuliahnya lama lulus kok, jadi gak usah khawatir. Di akhir masa kuliah kalian akan mendapat gelar sarjana 🙂 Jadi yang ingin pulang ke Indonesia gak usah khawatir .

Tapi untuk bisa kuliah reguler kalian butuh waktu 5 tahun sebelumnya. Lama sih memang kalau nginget ke umur, apalagi yang di Indonesia nya udah ditunggu untuk dijadikan istri atau suami. Cuma balik lagi ke diri masing-masing, kan tiap orang prioritasnya beda.

Untuk yang ingin tahu program “Studium ohne Abi” bisa di cek di website Universität Trier, klik aja disini. Kalau mau nanya-nanya bisa hubungi sekretariatnya atau bisa juga nanya lewat WhatsApp. Nomor WhatsApp nya ada di halaman yang sama.

Yuk bagikan informasi ini!

4 comments / Add your comment below

  1. Selamat pagi kak,
    Saya butuh bimbingan kak.

    Saya lulusan SMK jurusan pemesinan Industri tahun lulus tahun 2013,
    kemudian saya sempat kuliah D3 teknik mekatronika di Indonesia, dari lulus sampai sekarang saya bekerja di suatu perusahaan dibagian kelistrikan.

    Yang saya ingin tanyakan, apakah dengan kondisi saya saat ini. Apakah saya masih bisa mendaftar di Univ atau FH di Jerman tentang kelistrikan kak? waktu SMK saya belajar soal permesinan tapi pengalaman kerja dan belajar selama D3 itu soal kelistrikan. Terus saya lulusan SMK tahun 2013, apakahah saya masih bisa mendaftar kuliah kak?

    Mohon bimbingan dan informasi
    Terimakasih

    1. Hallo Yuda,

      maaf baru sempat balas.

      Untuk kuliah di Jerman sendiri gak ada batasan umur dan tahun kelulusan, jadi selama kamu memenuhi persyaratan yang diajukan pihak universitas, maka kamu bisa aja mendaftar di kelistrikan S1 di Jerman. Hanya saja untuk D3 biasanya ada universitas yang mengharuskan kamu ikut Studienkolleg dulu sebelumnya dan ada juga universitas yang bisa nerima langsung karena sebelumnya kamu udah kuliah lebih dari dua semester. Selain itu nilai yang udah kamu dapat selama kuliah D3 ada kemungkinan diakui di Jerman dan bisa juga tidak.

      Jadi kemungkinan besarnya kamu harus ngulang dari awal, karena di Jerman gak ada yang namanya program extension untuk lanjutan D3 seperti di Indonesia.

      Kalau ada yang mau ditanyakan, feel free untuk kontak ya.

      Salam

Leave a Reply

Instagram
YouTube
YouTube
LinkedIn
LinkedIn
Share
Ikuti Lewat Email
RSS