Di postingan sebelumnya aku ceritain gimana dulu aku berjuang untuk ikut DSH dan beberapa kali gagal. Selain gagal, aku juga pernah 2x daftar DSH di Uni Mannheim soalnya teman-teman bilang DSH di Uni Mannheim itu lebih mudah kalau dibandingkan dengan DSH di Uni Trier dan kalau aku lihat soalnya sih emang di Mannheim DSH nya lebih mudah. Makanya aku daftar kesana, sebelumnya aku transfer biaya ujiannya sebesar 110 € (kalau sekarang jadi 175 €) lalu aku kirim formulir pendaftaran beserta bukti transferannya lewat pos. Eh, gak tahunya beberapa hari kemudian ada e-mail yang bilang kalau aku gak bisa ikut ujian karena udah gak ada lagi tempat jadi aku harus kirim bukti transfer supaya uangnya bisa dikembaliin lagi. Kejadian ini keulang 2x jadinya aku makin gak semangat ikut DSH dan mulai ngelirik alternativ lain yaitu Test DaF.
Karena sebelumnya aku fokus di DSH, aku agak lega disaat aku lihat formulasi soal Test DaF, kok gampang ya keliatannya. Gampang disini karena formulasi soal di Test Daf udah ada patennya dan polanya selalu sama, beda kayak DSH yang komposisi soalnya bisa berubah-ubah. Setidaknya yang bikin aku agak tenang yaitu di Test DaF gak ada soal Grammatik, yeaaaayyy!!!
Baca juga: Ngumpulin Tugas Kuliah Pas Tahun Baru
Sama seperti DSH, komposisi Test DaF juga meliputi Leseverstehen, Hörverstehen, Schriftlicher Ausdrück dan Mündlicher Ausdrück. Leseverstehen terdiri dari tiga teks dengan total 30 soal yang harus selesai dikerjakan dalam waktu 60 menit. Soal yang jumlahnya 30 ini bisa di kerjakan sesuai dengan tingkat kemudahan, jadi gak perlu berurutan. Mungkin di awal kalian bisa isi dulu yang mudah dan diakhir yang agak susah. Setelah kalian selesai mengerjakan, jawaban dan soal akan dikumpulkan kembali ke pengawas dan disela-sela ujian satu dan lainnya biasanya ada Pause dulu sekitar 15 menit atau mungkin lebih tergantung tempat ujian, tapi yang pasti kalian gak boleh keluar gedung disaat Pause ini, makanya disarankan untuk bawa bekal makan dan minum atau cemilan.
Ujian selanjutnya yaitu Hörverstehen, tapi bisa jadi urutannya bisa Hörverstehen dulu baru Leseverstehen, bebas sih tergantung tempat ujian. Yang pasti Schriftlicher Ausdrück dan Mündlicher Ausdrück suka dapat jatah paling belakang karena waktunya paling lama. Hörverstehen gak jauh beda dengan Leseverstehen, yang terdiri dari tiga teks yang dibacakan dengan jumlah soal 25. Waktu yang diberikan untuk Hörverstehen gak sebanyak saat Leseverstehen, karena cuma 40 menit. Jadi kalian sebisa mungkin harus bisa ngisi jawaban langsung pada waktu yang diberikan dan gak diisi di akhir setelah semua teks dibacain, pasti lupa soalnya. Hörverstehen ini terdiri dari dialog sehari-hari dengan tema Uni Leben biasanya, pokoknya ada kaitannya dengan keseharian mahasiswa dan universitas dan menurutku bagian ini yang paling gampang. Teks kedua yaitu Radio Interview yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Jadi harus bener-bener fokus ngebedain siapa yang ngomong dan apa yang diomongin. Yang terakhir adalah Vortrag atau Interview dengan Experten, nah disini bahasanya mulai agak enjelimet jadi silakan bikin notizen karena di Hörverstehen kalian akan diperdengarkan dulu teksnya lalu setelah selesai baru dipersilakan untuk nulis jawabannya, makanya kalian harus nulis catatan apa yang jadi jawabannya dan ditulis dengan kalimat yang pendek atau bahkan dengan Stichwort, jadi beda dengan DSH.
Baca juga: Kuliah di Jerman Gratis?
Setelah Hörverstehen selesai maka siap-siap untuk masuk ke bagian Schriftlicher Ausdrück. Beda dengan DSH, dalam Test DaF gak ada minimal kata yang dijadikan acuan jadi kita bebas mau nulis sepanjang apa atau sesingkat apapun. Yang harus kalian ingat, waktu kalian hanya 60 menit jadi sebaiknya kalian pikirkan baik-baik apa yang akan ditulis. Enaknya TesT DaF kalian gak mesti nulis panjang-panjang, asalkan segala poin yang ada dipertanyakan terjawab dengan baik beserta argumen yang menyertai jawaban kalian. Untuk setiap poin pertanyaan disarankan terdiri dari dua sampai tiga kalimat saja, enak kan? Tapi jangan lupa, teks yang kalian tulis harus enak dibaca dan terdiri dari pembukaan (Einleitung), isi dan penutup.
Yang terakhir yaitu Mündlicher Ausdrück dan pas bagian ini lah yang paling menegangkan. Gimana gak tegang, kalian diharuskan nunggu di dalam satu ruangan sama-sama dengan peserta lain dan nanti penguji masuk ke dalam ruangan dan memanggil nama siapa aja yang dapat giliran untuk ujian. Satu grup dapat waktu 35 menit kurang lebih, jadi kalau saat itu ada lima grup dan kalian dapat jatah grup terakhir maka 35 menit x 4 alhasil waktu tunggunya dua jam. Makanya jangan lupa bawa makanan berat dan minuman, karena peserta tidak diperbolehkan meninggalkan tempat ujian selama ujian berlangsung.
Ada kejadian menarik waktu aku ikut Test DaF yang mungkin bisa aja terjadi saat kalian ikut ujian ini nanti, pengawasnya bilang kalau peserta yang termasuk dalam kelompok pertama ternyata kena Panic Attack. Banyak diantara mereka yang selama ujian ternyata belum menekan tombol rekam, jadi apa yang peserta katakan selama ujian tidak terekam sama sekali oleh komputer. Wajar sih karena kalian sendiri nanti yang akan mengoperasikan komputer tersebut, tapi jangan khawatir, gampang kok cuma satu kali klik setelah tanda bip maka rekaman dimulai, jadi gak perlu terus-terusan diotak-atik. Selain itu ada juga peserta yang microphonenya kepasang terbalik, yang harusnya bagian microphone ada di dekat bibir eh ini malah posisinya ke atas udah kayak antena tv, ya iya suaranya gak terdengar di rekaman. Karena kejadian ini ujian kelompok pertama dan kedua harus diulang sampai dua kali, kebayang gak sih selama apa aku saat itu harus nunggu? Tapi lumayan juga nunggunya lama karena aku bisa latihan bareng-bareng sama peserta lainnya, soalnya karena panik aku jadi gak latihan dengan sempurna dan bener-bener latihan itu 1,5 minggu sebelum ujian, belum termasuk latihan untuk Mündlicher Ausdrück.
Baca juga: Dokumen yang Harus Disiapkan Kalau Mau Kuliah di Jerman Setelah Au-Pair
Soal untuk Mündlich terdiri dari tujuh soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda, mulai dari TDN 3 (mudah), TDN 4 (medium) dan TDN 5 (susah). Dari ketujuh soal disini ada dua soal mengenai grafik yang ternyata cara pengerjaannya berbeda, kalau gak salah soal mengenai grafik ini ada di soal kedua dan keenam. Aku bisa tahu karena pola soal di Mündlicher Ausdrück ini selalu sama, makanya enak buat dihapal. Di grafik yang kedua jawaban yang diminta adalah pembacaan grafik, dimana A lebih besar dari B dan nilai C ternyata tidak mengalami kenaikan yang signifikan, sejenis jawaban seperti itu lah yang diminta di grafik pertama. Sedangkan grafik kedua jawaban yang diminta adalah analisis kondisi, saat itu aku dapat soal mengenai jumlah pasangan yang single tanpa anak, single punya anak, menikah tapi cerai dsb. Disini jawaban yang diminta bukan jumlahnya melainkan alasannya atau argumen kenapa bisa terjadi hal demikian. Soal untuk Mündlicher Ausdrück gak cuma dibacain tapi juga kalian nerima buku soalnya, yang bisa kalian corat coret dengan kata kunci.
Bayangin aku berangkat dari rumah jam 6 pagi dan nyampe ke rumah jam 19 malem hanya untuk ujian ini doang. Sialnya aku cuma bawa coklat dan minum aja tanpa bawa makanan berat, keleyengan deh akhirnya. Pengumuman kelulusannya bisa kalian cek di website daf dengan memasukan nomor pendaftaran dan password, biasanya hasilnya keluar tiga sampai empat minggu setelah ujian.
Hasil ujiannya kurang lebih kayak di atas. Disitu gak disebutin apa kalian lulus atau gak, tapi bisa dilihat apakah nilai kalian 3 (TDN 3), 4 (TDN 4) atau 5 (TDN 5) dan untuk bisa daftar kuliah minimalnya harus TDN 4. Tapi perlu diingat, kalau sampai ada nilai 3 meskipun nilai yang lainnya 4 dan 5, mau gak mau kalian harus ikut ujian lagi.
Tips dari aku bagi yang mau ikutan Test DaF, bisa gunakan buku:
- Prüfungstraining Test DaF dari Cornelson
- Mit Erfolg zum TestDaF B2-C1: Übungs- und Testbuch (inkl. 2 Audio Cds)
Aku juga belajar dari dua buku itu karena isinya lengkap udah termasuk penjelasan dan contoh-contoh kalimat yang bisa kalian gunakan di ujian. Viel Erfolg ya…
Info mengenai Test Daf bisa dilihat disini.