DSH sebagai Syarat Kuliah di Jerman

Aku bingung sebingung-bingungnya kalau denger banyak orang datang ke Jerman dengan persiapan bahasa seadanya, lebih aneh lagi kalau orang itu ngerasa dengan modal A1 udah lebih dari cukup dan pengen kuliah. Wow, you make me shocked and sick in the same time, Dude!!! Tau kenapa? Karena dengan modal A1 itu kita cuma bisa komunikasi sebatas ya, tidak, mau makan, aku haus, mau ee, dsb. Makanya Au-Pair persyaratannya A1, karena mereka sibuknya dengan anak dan gak dituntut untuk memiliki keterampilan bahasa tingkat tinggi. Cuma kerasa kan sama yang lagi Au-Pair, yang modalnya cuma A1 doang, kadang GF kalau ngomong itu kalian gak ngerti, iya gak? Atau kalau anaknya umurnya udah lebih dari lima tahun dan dia ngajak kalian main, gak lama kemudian kalian ditinggal karena katanya “kein Spaß” main sama kalian. Kalau ada yang ngalamin kayak gini, fix problemnya di bahasa. Makanya kalau ada yang minta tolong buat berangkatin jadi Au-Pair ke aku, aku selalu minta mereka punya A2.

Sedangkan sekarang banyak Ausbildung yang syaratnya cuma A1, itu bunuh diri namanya. Ausbildung gak cuma kerja aja, tapi kalian juga harus sekolah. Gimana mau ngerti pelajarannya kalau modal kalian cuma A1? Well, emang ada ternyata Ausbildung yang syaratnya A1, biasanya di hotel, tapi aku gak sarankan kalian datang dengan modal A1. Kalau kalian sudah belajar sampai B1 tapi ikut ujian A1, itu masih bisa ditolerir karena kemungkinan untuk lulus lebih besar jika kalian ambil ujian A1, tapi itu gak ngerubah kemampuan kalian yang udah level B1.

Sedangkan kalau mau kuliah disini, entah itu Bachelor maupun Master, harus punya kemampuan bahasa lebih dari C1. Kalau dulu pas zamannya aku, cuma beberapa universitas yang nerima ijazah C1 Goethe Institut sebagai kelengkapan masuk universitas. Dulu dimintanya kalau gak DSH (Deutsche Sprachprüfung für den Hochschulzugang) ya Test DaF (Test Deutsch als Fremdsprache), kalau sekarang bisa juga C1 Goethe Institut atau C1 TELC. Aku pernah coba ikut ujian DSH di Universität Trier dan aku gak lulus. Susah? Iya susah banget buat aku kali itu, makanya aku langsung berubah haluan gak lagi ikut DSH melainkan Test DaF.


Sebenernya kalian tahu ga sih apa itu DSH? Dari namanya mungkin bisa ditebak bahwa DSH ini ujian bahasa Jerman untuk perguruan tinggi, gitu lah kira-kira terjemahan asalnya. DSH ini diselenggarakan oleh beberapa universitas dan Fachhochschule (sejenis sekolah tinggi keahlian) di Jerman yang biasanya pendaftarannya dibuka sekitar dua sampai lima kali dalam satu tahun. Level kesulitan bahasanya mulai dari B1 sampai dengan C1 dan yang paling banyak muncul yaitu 25% B2 dan sisanya C1. Materi yang diujiankan terdiri dari dua bagian yaitu ujian tulis dan ujian lisan, dimana ujian tulis memuat empat kompetensi yaitu Verstehen und Verarbeiten eines Hörtextes (Hörverstehen), Leseverstehen und wissenschaftssprachliche Stukturen (Grammatik), dan Vorgabenorientierte Textproduktion. 

Kita punya waktu sekitar 80 – 90 menit untuk mengerjakan Verstehen und Verarbeiten eines Hörtextes (Hörverstehen). Teksnya panjangnya kebangetan dan cuma dikasih dengar dua kali aja, dua kali, coba bayangin. Setelah denger satu kali, lalu dibagikan itu lembar isian atau soal atau kalau udah duluan dibagikan berarti saat itulah teks boleh dibalik. Baca soal-soalnya dan bikin poin-poin tambahan atau kata kunci di kertas coret-coretan kalian supaya nanti disaat poin tersebut dibacakan, kalian bisa dengan mudah menulis isinya walau dikenyataan sebenernya tetep aja susah. Setelah teks dua kali dibaca, maka waktu untuk mengerjakan soal-soal tersebut dimulai, sekitar 50 menit. Jadi 10 menit untuk pembacaan teks pertama, 10 menit berikutnya untuk pembacaan teks kedua dan 50 menit untuk mengerjakan soal.

Kalau 90 menit pertama sudah selesai maka pengawas dengan buasnya akan mengambil lembar jawaban kalian, jangan berharap dikasih belas kasihan yang ada kertasnya sobek karena kalian rebutan kertas sama pengawas. Masuk bagian ujian kedua yaitu Leseverstehen und wissenschaftssprachliche Stukturen, yang isinya teks yang sangat panjang. Soalnya biasanya terdiri dari pilihan ganda dan uraian atau sialnya uraian semua tanpa pilihan ganda. Uraian tersebut isinya jangan sama persis plek kayak yang ada di teks, harus di ubah-ubah gitu pakai bahasa sendiri, kalau gak kalian gak akan dapat nilai karena cuma copy paste dari teks ke lembar jawaban. Jumlah soalnya biasanya lima sampai sepuluh soal untuk teks dan begitu pula untuk wissenschaftssprachliche Stukturen, jadi totalnya 20 dan kalian punya waktu untuk mengerjakan soal tersebut selama 90 menit. Pengalaman yang udah kemaren, biasanya 60 menit untuk ngerjain teks dan sisanya untuk wissenschaftssprachliche Stukturen.

Kompetensi terakhir yang diujiankan yaitu Vorgabenorientierte Textproduktion, dimana kalian harus menulis teks dari diagram, grafik, tabel atau gambar yang ada. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan bagian ini yaitu 60 menit dan biasanya teks yang ditulis kurang lebih harus terdiri atas 200 kata. Gimana caranya bisa tahu kita nulis itu udah 200 apa belum? Dihitung!!! Kira-kira 200 kata itu sampai dua halaman dengan ukuran font yang normal, kalau font nya segede babon berarti lebih dari dua halaman. Poin soalnya sih biasanya cuma tiga, yaitu: nulis judul dan sumber dari berita tersebut, apa yang menarik perhatian kalian disitu dan bagaimana kondisi tema tersebut dinegara asal kalian serta apa pendapat kalian dan bagaimana solusinya. Gampang kan keliatannya? Tapi percayalah, biasanya otak gak bisa diajak kompromi disaat soal udah dibaca, mendadak blank dan gak tahu harus nulis apa. Bahkan kalimat pengantar yang biasanya udah dihapal juga mendadak gak inget sama sekali. Biasanya suka dikasih tahu di tempat les beberapa kalimat yang umumnya suka ditulis untuk pembukaan, perbandingan grafik, ungkapan argumen dll, karena kalian harus nulis dengan aturan bahasa penulisan karya ilmiah Jerman, kalau kalian nulis kalimat dengan struktur kayak “ich möchte essen”, “ich bin hungrig”, “ich möchte jetzt über … schreiben”  mungkin gak akan lolos ujiannya kalau nulisnya seperti itu. Oia, saat ujian DSH kadang kita diperbolehkan bawa kamus, tapi yang bahasanya jerman – jerman ya 😀

Dari ujian sampai pengumuman kelulusan biasanya berjarak satu atau dua hari mungkin juga tiga. Kalau kalian lulus maka kalian akan diundang untuk mengikuti die mündliche Prüfung atau tes lisan yang untungnya cuma 15 atau 20 menit sodara-sodara. Temanya sama seperti dalam Vorgabenorientierte Textproduktion cuma bedanya ini gak ditulis dan gak harus terdiri atas 200 kata. Yang kalian hadapi bukan lagi kertas dan pena melainkan manusia hidup, iya betul manusia dan dia hidup, karena di ujian tertentu yang kalian hadapi itu komputer yang bersuara. Cuma ga semua orang harus ikut ujian lisan, ada beberapa aspek yang membebaskan seseorang dari ujian lisan, yang pertama dia ga lulus dan yang kedua mungkin nilainya sangat bagus atau bisa juga karena dia ikut kursus disana dan pengujinya sudah tahu kemampuan lisan orang tersebut. Hanya penguji yang tahu.

Terus kalau DSH udah beres, apa bisa langsung diterima di universitas? Belum tentu karena nilai DSH kalian harus sesuai dengan ketentuan yakni DSH 2. Ada empat nilai sebenernya di DSH:

1. Ga lulus

2. DSH 1: kalau jumlah akumulasi dari ujian tulis dan lisan ga lebih dari 57% (Niveau B2 des GERR1)

3. DSH 2: ini udah bisa masuk universitas dan nilai DSH 2 ini didapat jika nilai ujian tulis dan lisan sekitar 67% (Niveau C1 des GERR)

4. DSH 3: yang ini keren banget, karena nilai akumulasinya 82% (Niveau C2 des GERR) 

Nah, mumpung masih ada waktu jadi belajar dari sekarang, latihan dengerin artikel sambil nulis poin pentingnya, baca koran lalu coba ambil kesimpulannya dan diskusi mengenai tema tersebut bisa lisan atau tulis dan latihan gramatik karena gramatik yang keluar di DSH itu ga lebih dari 15 macem, kurang malah 😀

Bagi kalian yang mau latihan DSH, bisa gunakan buku ini:

  1. DSH- und Studienvorbereitung 2020. DSH & Studienvorbereitung.Deutsch als Fremdsprache für Studentinnen und Studenten. Text- und Übungsbuch. Mit 2 Audio CDs
  2. DSH & Studienvorbereitung. Tipps, Lösungen, Hörtexte.
  3. Prüfungstraining DaF: B2/C1 – Deutsche Sprachprüfung für den Hochschulzugang (DSH): Übungsbuch mit CD und Beiheft
  4. DSH-Lerngrammatik zur Studienvorbereitung: Lehr- und Übungsbuch Niveau B2/C1
  5. Lerngrammatik zur Studienvorbereitung: Handbuch – Deutsch als Fremdsprache

Na dann, viel Erfolg… 





1GERR = Gemeinsamer europäischer Referenzrahmen.

Yuk bagikan informasi ini!

Leave a Reply

Instagram
YouTube
YouTube
LinkedIn
LinkedIn
Share
Ikuti Lewat Email
RSS