Boleh percaya boleh nggak tapi dari awal aku selesai Au-Pair sampai sekarang saat aku nulis, aku gak pernah punya uang 8640 € dalam rekening (dulu 8000 € tapi aku tetep gak punya :p). Kedengerannya sih gak mungkin ya untuk dapat visa studi kalau gak ada uang yang menjamin kelangsungan hidup kita disini, tapi uang segitu banyaknya aku dapet darimana coba?
Mungkin beberapa di antara kalian gak pernah ngerasa kesulitan untuk memenuhi syarat uang yang ada di rekening harus ada 8640 € untuk biaya hidup setahun seperti yang selalu di sounding sama petugas Ausländerbehörde, tapi kebanyakannya dari kalian mungkin senasib kayak aku yang hidup di Jerman bener-bener mengandalkan tangan dan kaki sendiri, gak bisa minta uang ke orang tua walaupun gaji udah abis sebelum tutup bulan, iya gak sih? Buat kebutuhan sebulan aja gak bisa minta apalagi kalau harus minta uang buat kebutuhan selama setahun.
Jumlah uang di rekening yang banyaknya gak ketulungan ini lah yang biasanya bikin mundur anak-anak Indonesia yang dulunya jadi Au-Pair di Jerman untuk lanjut kuliah disini, karena hal itu pula yang dulu bikin aku rada ngeper buat neriwa tawaran kuliah. Beruntung punya Gastvater yang selalu bantuin nyari informasi dari kanan dan kiri, tapi gak enaknya itu segala informasi yang dia dapet harus aku cek sendiri ke lapangan. Tiap ada informasi baru yang dia dapet, aku langsung di telepon atau di WhatsApp dan disarankan untuk segera datang ke Ausländerbehörde untuk ngecek beneran bisa apa gak. Semua feedback yang aku dapet dari Ausländerbehörde aku rangkum jadi satu sampai akhirnya aku bisa mengambil kesimpulan bahwa “bagi mereka yang sudah di Jerman masih bisa dapat visa tanpa uang jaminan full untuk satu tahun”.
Tanpa pikir panjang aku langsung semangat mau praktekin caranya. Sampai di rumah aku langsung cek kapan visa aku habis, kalau gak salah masih ada waktu tiga bulan lagi sampai visanya habis. Setelah itu aku langsung hitung pemasukan bulanan dari kerja dan termasuk Taschengeld dari si Babeh, jumlahnya 700 € kurang lebih, seringnya sih lebih tapi pastinya setiap bulan aku harus sisihkan 670 € buat visa. Kalau ada kelebihan uangnya aku simpen untuk alokasi visa bulan depan barangkali pemasukannya kurang dibandingkan dengan bulan sebelumnya, gitu seterusnya. Biasanya aku selalu tabungin uang ke bank seminggu sekali, mulai saat itu aku harus sabar buat nyimpen uangnya hingga satu bulan, hingga target 670 € terpenuhi.
Setelah rutin nabung sebanyak 670 € setiap bulannya (dulu 8000 € soalnya), tibalah saatnya aku untuk apply visa. Aku print out tabungan tiga bulan terakhir dan aku bawa ke Ausländerbehörde. Sampai disana aku deg-degan banget takutnya bermasalah dengan bukti keuangan karena di rekening jumlah saldonya saat itu gak nyampe 2000 €, tapi bismillah aja kalau rejeki gak akan lari kemana. Waktu petugasnya minta print out tabungan, dengan pedenya aku serahin walau dalam hati udah ketar ketir gak karuan. Lalu pemasukan yang 670 € per bulannya sama dia ditandai pake stabilo, selain itu pengeluaran lain seperti asuransi kesehatan juga ikut ditandai, begitu seterusnya sampai yang terakhir. Sempet ditanya kenapa uangnya cuma 670 € yang masuk dan aku jawab jujur aja kalau aku dikasih uangnya bulanan, “Ich bekomme das Geld immer monatlich, auf einmal 8000 € das kann ich nicht leisten”, gak sanggup aku kalau langsung 8000 € dan petugasnya cuma manggut-manggut. Terus aku diminta untuk rekam sidik jari dan bayar-bayar. Empat minggu kemudian aku ambil visanya dan alhamdulillah banget aku dapet 2 tahun visa.
Aku sempet nanya ke petugasnya keputusan visa itu lama dan sebentarnya ditentukan oleh apa? Soalnya aku pernah dokumen segalanya lengkap tapi visanya cuma dikasih 6 bulan sebelumnya sama Ausländerbehörde kota sebelah. Terus petugasnya bilang kalau lamanya visa itu ditentukan oleh pertimbangan personal petugas Ausländerbehörde yang mengerjakan visa saat itu, pertimbangannya apa uang tersebut bisa menunjang kebutuhan apa gak karena kadang petugas suka curiga dengan pemasukan yang langsung besar sekaligus padahal apply visa sebelumnya gak pernah ada pemasukan segitu banyak, dikhawatirkan itu uangnya pinjeman dan orangnya gak bener-bener punya uang di rekeningnya. Pantesan aku sering denger curhatan beda-beda, ada yang dapat visa 1 tahun dengan uang 5000 € tapi ada juga yang dapet 2 tahun langsung padahal uangnya kurang dari seribu, masuk akal jadinya kalau alesannya begitu.
Baca juga: Nabung untuk Kuliah Selama Au-Pair
Jadi saran dari aku sering-seringlah berdoa supaya dapet petugas yang baik ya 🙂 Nanti di postingan selanjutnya aku akan bahas juga mengenai apply visa pake uang pinjaman, pengalaman dari teman aku. Makanya jangan lupa follow supaya gak ketinggalan infonya 🙂
P.S. Karena banyak yang nanya kenapa bisa Taschengeldnya 700 €, begini penjelasannya:
Taschengeldnya waktu aupair 260 € dari bulan September 2012 sampai Mei 2013. Mei 2013 aku memutuskan untuk lanjut kuliah di Jerman dan Gastvater aku bilang kalau aku ingin kuliah di Jerman aku harus mulai mikirin untuk cari uang tambahan kalau emang orang tua aku gak bisa membiayai. Jadinya aku mulai nyari uang tambahan dari Mei 2013 sebagai Putzfrau dan Babysitter di tiga tempat yang berbeda. Putzen unter der Woche dan disaat aku frei aku babysitting, jadi bisa dapet smp 700 € di empat bulan terakhir. Sebelumnya juga aku udah nabung uang Taschengeld Au-Pair aku, 150 € sampai 200 € per bulan, karena awalnya aku mau pulang ke Indonesia jadinya ngumpulin bekel yang cukup.
Baca juga: Kerja Sampingan Saat Au-Pair
Taschengeld nya kok bisa sih sampe 700€ perbulan??
Taschengeldnya waktu aupair 260 dari bulan September 2012 sampai Mei 2013. Mei 2013 aku memutuskan untuk lanjut kuliah di Jerman dan Gastvater aku bilang kalau aku ingin kuliah di Jerman aku harus mulai mikirin untuk cari uang tambahan. Jadinya aku mulai nyari uang tambahan dari Mei 2013 sebagai Putzfrau dan Babysitter di tiga tempat yang berbeda. Putzen unter der Woche dan disaat aku frei aku babysitting, jadi bisa dapet smp 700 di empat bulan terakhir. Sebelumnya juga aku udah nabung uang aupair aku, 150 € sampai 200 € per bulan, karena awalnya aku mau pulang ke Indonesia jadinya ngumpulin bekel yang cukup.
Perjuangan ohh perjuangan👏🏻👏🏻👏🏻 Salut Vit
Iya mbake, gak ada pilihan kalau mau tetep stay disini, harus berjuang dengan gak tahu malu hahaha
Halo kak beautyful.nugget. Salam kenal, saya Vee dari Rheinland Pfalz. Kak. Boleh minta bantuannya perkara nabung 700 euro perbulan ini? Kakak nabung di bank mana? Comdirect bolehkah? Dan apakah di semua kota berlaku prinsip yang kakak jabarkan? Kalau boleh tau, kakak di kota apa, dan daftar universitas apa? Kakak s1/s2, syarat bahasa nya level apa kak? Maaf banyak kak, mohon dibalas.
Hallo Vee,
aku nabung di Deutsche Bank pakai tabungan reguler biasa (Activ Konto). Seharusnya sih bank manapun bisa ya, ga dibatas harus di Deutsche Bank. Yang penting adalah ada pemasukan rutin setiap bulannya ke dalam rekening kamu yang mencukupi biaya hidup sebulan. Tahun ini kan batas biaya hidup setahunnya sekitar 8064 Euro ya jadi sebulannya harus ada uang yang masuk sekitar 700 – 720 Euro, jadi kalau kamu ada pemasukan setiap bulannya minimal 720 Euro pada prinsipnya seharusnya bisa digunakan dimana saja. Suami aku juga pernah pakai cara begini di Berlin, Köthen, Mannheim dan alhamdulillah bisa. Sebaiknya dicoba saja, ein Versuch ist wert 🙂
Aku S2, untuk lanjut S2 syaratnya harus punya sertifikat Test DaF dengan nilai TDN 4. Semoga jawabannya membantu ya 🙂
Viel Glück
Terimakasih jawaban kakak. Aku tunggu setiap waktu.
Tanpa mengurangi rasa respect saya ke kakak, boleh minta alamat fb kakak?